Mengenal Stimulasi Anak dengan Bermain


Mengetahui Tahapan Stimulasi Anak dengan Bermain

.

Setiap anak membutuhkan gizi serta stimulasi yang tepat guna bisa membantu menguatkan daya pikir pada otak. Di mana semakin banyak sel-sel terbentuk, semakin cepat dan efektif pula otak anak bekerja. Dengan kata lain, si anak menjadi semakin pintar di usia keemasannya.

Panduan yang mudah dan menyenangkan untuk menstimulasi si kecil yaitu dengan berbagai cara bermain. Melalui bermain, si kecil mendapatkan stimulasi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan pada otak dan tubuh anak nanti nya si kecil akan dapat mengenal gerakan, suara, bentuk, warna dan sentuhan.

Bermain yaitu sebuah aktivitas yang terpenting di masa kanak-kanak. Sebab anak belum dapat belajar yang sama seperti orang dewasa pada umumnya, maka dari itu belajar bagi si kecil diganti bermain yang menyenangkan. toyslandindonesia.com menyediakan mainan sesuai tahapan anak-anak yang dapat bermanfaat untuk mempelajari hal-hal yang baru. Melalui mainan ini, tentunya anak-anak bisa bermain sambil berlajar dengan nyaman kapanpun. Maka dari itu, buat para orang tua sangat disarankan membelikan anak-anak nya mainan edukatif yang bagus untuk daya tumbuh kembangnya sejak dini.

Mengenal Tahap Perkembangan Anak

Mengenai perkembangan anak berarti mencakup tumbuh dan kembang perkembangan ini meliputi tiga aspek terpenting yaitu aspek fisik, aspek motorik, aspek kognitif, serta aspek sosial emosional.

Sensorimotor (0 bulan - 2 Tahun) : Bayi baru lahir hingga usia toddler 2 tahun, akan memahami dunia melalui pengalaman sensori

Pre - Operational (2 Tahun - 7 Tahun): anak memahami dunia melalui bahasa dan simbolis. Melalui kegiatan bermain anak dapat mengembangkan bahasa dan mengenal berbagai macam jenis gambar. Selain itu, pada tahap usia 2 tahun hingga 7 tahun bermain merupakan suatu kegiatan terpenting untuk melatih aspek kognitif pada anak.

Concrete Operational (7 - 11 Tahun): pada usia anak 7 tahun hingga 11 tahun anak akan memahami dunia dengan panduan berfikir logis dan perkategori sebab pada usia inilah anak mulai disibukan dengan bersekolah.

Formal Operational (Remaja - Dewasa): Remaja dan dewasa akan mengenal dan memahami dunia dengan panduan berfikir logis hipotesis, penalaran abstrak.

Tahapan Bermain pada Anak

Sudah tahukah kamu, jika pada setiap tahapan bermain pada anak bisa menjadi tanda kemajuan perkembangan kemampuan sosial pada si kecil. Berikut ini merupakan tahapan bermain pada anak. Tahapan bermain pada balita pertama kali yaitu unoccupied behavior atau gerakan kosong, yang biasanya dilakukan oleh balita dimulai usia 0 bulan sampai 2 tahun. Pada tahapan ini si kecil lebih senang mengamati lingkungan sekitarnya.

-Solitary Play: Tahapan bermain balita sering dilakukan oleh balita pada usia 2 sampai 3 tahun. Yang dimaksud solitary play atau soliter yaitu anak yang asyik bermain sendiri, tanpa menunjukan ketertarikan pada yang dilakukan oleh orang lain.

-Onlooker Play: Dalam tahap permainan balita ini, mulai ada interaksi sosial untuk tahu lebih banyak tentang aktivitas yang dilakukan atau mengetahui suatu permainan.

-Parallel Play: Pada tahap perkembangan si kecil ini, ia sudah bisa bermain bersama dengan temannya. Walaupun bermain bersama dan berdekatan namun tidak ada interaksi antar anak.

-Associative Play: Tahap bermain asosiatif biasanya dimulai saat balita berusia 3 atau 4 tahun. Biasanya mereka sudah bisa bermain bersama dan sudah bisa berinteraksi antar sesama. Selain itu mereka sudah mengetahui jenis mainan apa saja yang dipergunakan.

-Cooperative Play: Tahapan terakhir bermain bagi si kecil yaitu bermain kooperatif. Saat bermain kooperatif, si kecil bermain bersama temannya menggunakan aturan tertentu untuk mencapai tujuan bersama atau menyelesaikan tugas khusus.

Manfaat Bermain pada Anak

Ketika bermain biasanya anak senang sekali untuk bereksperimen, belajar mengambil risiko, dan melakukan interaksi terhadap temannya. Jadi bermain tidak hanya sekedar menyenangkan namun juga berguna bagi anak. Berikut ini yaitu manfaat bermain pada anak :

-Fisik

Bermain pasti melibatkan gerakan fisik si kecil, maka dari itu manfaat bermain yang dirasakan yaitu mengembangkan motorik kasar, motorik halus dan mengembangkan koordinasi di setiap permainan.

-Sosial

Anak bisa pula mengembangkan, mengobservasi pada suatu permainan, bekerjasama antar teman, serta berinteraksi secara sosial.

-Emosional

Melalui bermain anak bisa bebas mengekspresikan emosinya tanpa merasa terancam. Selain itu, anak dapat belajar untuk mengontrol emosinya.

-Bahasa.

Ketika bermain anak belajar untuk mendapatkan kosakata baru dan berinteraksi, sehingga perkembangan bahasanya pun dapat terstimulasi.

-Kognitif.

Bermain anak dapat bereksplorasi, ia mulai mengenal berbagai macam hal baru. Si kecil dapat mengasah pola berpikirnya, kemampuan penalarannya, seperti mengenal warna, mengenal bentuk, dan berpikir kritis. Jadi semua aspek semua perkembangan ini bisa terstimulasi melalui kegiatan yang menyenangkan bermain.

Contoh Permainan Edukatif pada Anak

Kamu di rumah pasti mempunyai segudang jenis mainan untuk anak, akan namun coba perhatikan lagi, apakah mainan tersebut dapat menstimulasi perkembangan pada anak. Berikut ini contoh permainan edukatif yang cocok bagi si kecil :

-Puzzle

Siapa yang tidak mengenal permainan puzzle? Permainan puzzle juga bagus sekali untuk si kecil sebab pada permainan ini mencakup aspek kognitif. Selain itu, permainan ini mempunyai tantangan tersendiri bagi si kecil untuk menyelesaikannya.

-Stacking Toys

Permainan ini yaitu permainan menyusun suatu objek. Kamu dapat lakukan dengan panduan bermain balok.

-Stringing Toys

Jenis permainan ini bisa dikatakan untuk melatih motorik halus si kecil. Pada permainan ini juga meliputi tantangan, melatih koordinasi antara mata dan tangannya. Contohnya meronce suatu objek.

-Nesting Toys

Permainan yang mengurutkan mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar terhadap objek. Dengan bermain nesting toys, kamu dapat mengajarkan konsep pelajaran matematika atau belajar dengan konsep ukuran.

-Sorting Games

Jenis permainan yang memilah memilih suatu mainan anak. Contohnya, menyamakan mainan dengan warna yang senada.

Read more

Comments